Metaverse, Semesta Baru Bikinan Manusia
Semua orang di dunia ini pasti sepakat jika
penciptaan semesta itu hanya dapat dilakukan oleh Sang Maha Pencipta. Kini,
manusia dengan segala kecerdasan dan kepintarannya serta di dukung pula oleh
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan tidak mungkin lagi bagi
manusia untuk menciptakan semesta. Walaupun tidak akan pernah dapat menyamai
ciptaan-Nya, namun penciptaan semesta baru ini telah menunjukkan kepada kita
bahwa manusia kini sedang bergerak menuju ke arah peradaban yang benar-benar
baru.
Berawal dari penyataan Mark Zuckerberg (CEO
Facebook) yang beberapa waktu lalu mengungkapkan visinya untuk membangun sebuah
dunia virtual yang bernama “Metaverse”, khalayak di berbagai belahan dunia pun
merespon dengan antusiasme tinggi. Ini terlihat dari banyaknya webinar, podcast-podcast,
dan para konten kreator di berbagai
media (YouTube, Instagram, Tiktok, dsb)
yang membuat konten terkait dengan topik metaverse ini. Bahkan, di tempat-tempat
berkumpulnya para muda-mudi topik ini pun tak luput dari perbincangan.
Lantas,
apa itu metaverse dan bagaimana gambaran aktivitas kita dalam semesta baru ini?
Apa itu Metaverse?
Istilah Metaverse ini telah lebih dahulu disebutkan
dalam novel fiksi ilmiah berjudul “Snow Crash” yang di tulis oleh Neal
Stephenson pada tahun 1992. Istilah itu merujuk pada dunia virtual 3D yang
dihuni oleh avatar sungguhan.
Menurut Tim Sweeney (CEO dan pendiri Epic Games), Metaverse
adalah media sosial 3D yang bisa diakses secara realtime. Dengan menggunakan media itu, orang-orang akan bisa
membuat konten di dunia virtual dan saling berbagi konten tersebut.
Mathew Ball, dalam bukunya yang berjudul “The Metaverse and How It Will Revolutionize
Everything” mendeskripsikan Metaverse sebagai jaringan luas dari dunia 3D
dan simulasi real-time yang diberikan
secara terus-menerus dan mendukung kontinuitas identitas, objek, sejarah,
pembayaran, dan hak, serta dapat dialami secara bersamaan oleh jumlah pengguna
yang tak terbatas secara efektif, masing-masing rasa kehadiran dengan individu.
Melansir dari finance.detik.com, definisi lain dari
Metaverse juga diungkapkan oleh Jeffrey Budiman (Chief Innovation Officer &
Co-Founder WIR Group) yang mengemukakan bahwa, “Metaverse adalah sebuah ruang
virtual yang dapat digunakan bersama, di mana ada dunia baru yang
merepresentasikan para pengguna melalui avatar untuk melakukan aktivitas dan berinteraksi
layaknya di dunia nyata”.
Intinya, metaverse merupakan sebuah ruang virtual
yang dapat digunakan bersama. Di dalam ruang itu ada dunia baru di mana
kehadiran para pengguna direpresentasikan melalui avatar dalam melakukan
aktivitas. .
Nah, agar metaverse dapat berjalan tentu diperlukan
perangkat-perangkat teknologi yang dapat memfasilitasinya. Perangkat-perangkat
teknologi tersebut adalah Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).
Augmented Reality atau AR adalah teknologi yang
mampu memasukkan informasi ke dalam dunia maya dan menampilkannya ke dunia
nyata dengan bantuan seperti webcam komputer, kamera, bahkan kacamata khusus.
Salah satu contoh penerapan teknologi ini ada di dalam game Pokemon-Go.
Sedangkan Virtual Reality atau VR merupakan teknologi yang memungkinkan seorang
pengguna mampu berinteraksi dengan suatu lingkungan di dunia maya yang disimulasikan
oleh komputer sehingga pengguna dapat merasakan lingkungan tersebut. Di
Indonesia, virtual reality disebut realitas maya.
Gambaran kehidupan
manusia dalam semesta Metaverse
Metaverse sebagai semesta baru yang dibangun dengan
perpaduan antara dunia maya dan dunia nyata serta teknologi Augmented Reality
(AR) dan Virtual Reality (VR) ini tentu dapat mengubah cara individu terhubung
dan berinteraksi satu sama lain.
Bagaimana kehidupan kita dalam semesta metaverse ini
setidaknya bisa dibayangkan seperti dalam film Ready Player One yang dirilis
pada tahun 2018. Film Ready Player One ini merupakan adaptasi dari sebuah novel
berjudul sama, karangan Ernest Cline tahun 2011 silam, Film yang bersetting
pada tahun 2045 ini, menceritakan tentang kehidupan manusia yang modern, namun
justru malah terlihat “terbelakang”
Karena sebagian besar dari manusia memilih untuk
bermain game, daripada melakukan aktifitas di kehidupan nyata, melalui sebuah
dunia game Virtual Reality bernama “OASIS”, orang-orang dapat melakukan apapun
yang mereka suka, tanpa harus berpergian kemanapun, seperti bertarung melawan
monster, beradu balap, naik gunung Everest bersama Batman, berseluncur
menggunakan papan ski di Piramida Giza, dan banyak aktifitas “gila” lainnya
yang hanya bisa dilakukan di dalam game. Dengan memakai “avatar” yang telah ada
di dalam game, mereka bisa menjadi siapapun yang mereka mau, seperti Lara
Croft, Tracer, Batman, Joker, Mario, dan lain-lain.
Kira-kira
seperti itulah gambaran aktivitas kita dalam metaverse. Nah, apakah teman-teman
sudah siap untuk hidup dalam semesta baru ini?
Post a Comment for "Metaverse, Semesta Baru Bikinan Manusia"