PENGERTIAN SILOGISME MATEMATIKA

BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pikiran manusia pada
hakikatnya mencari dan berusaha untuk memperoleh kebenaran. Oleh karena itu
pikiran tersebut juga merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut haruslah
diperhatikan kebenaran untuk dapat berfikir logis. Kebenaran ini hanyalah
menyatakan serta megandaikan adanya jalan, cara, teknik serta hukuk-hukum yang
perlu diikuti. Semua hal ini diselidiki serta dirumuskan dalam logika,
khususnya logika formal yang merupakan pokok dalam berfikir benar. Namun
demikian kebenaran tersebut perlu digandengkan dengan kebenaran isi materinya.
Apabila jalan serta
hukum-hukum itu diuraikan. Nampaklah bahwa pemikiran manusia sebenarnya terdiri
atas tiga unsur. unsur-unsur tersebut adalah pengertian, keputusan,
penyimpulan. Penyimpulan adalah pokok utama yang paling penting dalam logika
formal. Namun tanpa suatu pengetahuan tentang kedua unsur yang lain itu,
sulitlah kita sampai pada penyimpulan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas tentang salah satu unsur dari Ilmu Logika yaitu Silogisme. Apa itu
Silogisme, bagaimana kaidah-kaidahnya dan apa saja macamnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian
Silogisme.
2. Apa saja
unsur-unsur didalamnya.
3. Bagaimana
kaidah-kaidanya.
4. Dan ada
berapa macam-macam Silogisme.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Silogisme adalah proses
menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar penyimpulan, satu menjadi
kesimpulan. Silogisme disebut juga dengan Qiyas, merupakan penalaran tidak
langsung. Artinya tidak hanya menggunkana satu unit proposisi sebagai premis
untuk selanjutnya disimpulkan konklusinya sebagai proposisi baru. Sedikitnya
harus menggunkan dua premis untuk memperoleh konklusi dalam silogisme. Secara
praktis, silogisme disebut juga logika deduktif atau logika formal karena
premis-premisnya telah diakui kebenaranya. Artinya, jika kedua premis itu
benar, maka otomatis akan memberikan konklusi benar juga.
Aristoteles membatasi
silogisme sebagai: argumen yang konklusinya diambil secara pasti dari
premis-premis yang menyatakan permasalahan yang berlaianan.
Unsur-unsur Silogisme:
a. Tiga macam
proposisi (Qodiyyah). Proposisi pertama disebut premis mayor (Muqoddimah
al-Kubro), proposisi kedua disebut (Muqoddimah as-Sughro), an Konklusi
(Natijah).
b. Tiga
macam term (Had): term mayor (Had al-Akbar), terminus medius/tem midel (Had
as-Austath), dan term minor (Had al-Asghar). Term mayor berada pada premis
mayor , term minor berapa pada premis minor dan terminus medius tidak
disebut dalam konklusi.
c. Masing-masing
term disebut dua kali.
d. Terminus
medius tidak disebut dalam konklusi.
Contoh:
Semua yang memabukkan haram
hukumnya
Khamr itu memabukkan
Khamr haram hukumya
Atau dengan pengertian
lain seluruh argumen mengandung tiga proposisi:
a. Pengertian
yang menjadi subjek (S) kesimpulan disebut term minor.
b. Pengertian
yang menjadi predikat (P) kesimpulan disebut term mayor.
c. Pengertian
yang tidak terdapat dalam kesimpulan, tetapi terdapat dalam kedua premis
disebut term-antara/ pembanding.
B. Kaidah-kaidah
Terdapat 8 kaidah atau
hukum yang berlaku dalam penyusunan silogisme kategoris. masing masing ada 4
menyangkut term, dan 4 menyangkut proposisi. Kaidah-kaidah tersebut adalah:
1. Term
a.
Silogisme tidak boleh mengandung 3 atau
lebih dari tiga term.
b.
Term antara tidak boleh masuk dalam
kesimpulan.
c.
Term subjek dan predikat dalam
kesimpulan tidak boleh lebih luas dari term dalam premis.
d.
Term antar harus sekurang-kurangnya satu
kali muncul sebagia term/ pengertian universal.
2. Proposisi
a. Apabila
kedua premis positif maka kesimpulan harus positif
b. Kedua
premis tidak boleh negatif
c. Kedua
premis tidak boleh partikular.
d. Kesimpulan
harus mengikuti premis yang paling lemah.
· Jika
salah satu premis negatif maka kesimpulan harus negatif
· Jika
salah satu premis negatif dan partikular, maka kesimpulanya partikular.
C. Modus
Silogisme
1. Silogisme
Sub-Pre: yaitu ketika terminus medius berada pada subjek pada premis mayor dan
predikat pada premis minor.
Rumus: a = b
c = a
b = c
contoh: semua mahasiswa
bisa membaca dan menulis
semua yang terpelajar adalah mahasiswa
jadi, semua yang
terpelajar bisa memca dan menulis.
2. Silogisme
Bis-Pre: yaitu terminus medius terletak pada predikat baik pada premis mayor
maupun minor.
Rumus: a = b
c = b
a = c
contoh: semua mahasiswa Ushuluddin AF peminat filsafat
semua aktifis Green peace bukan peminat fisafat
semua mahasiswa Ushuluddin AF bukan aktifis Green peace
3. Silogisme
Bis-Sub: yaitu terminus medius terletak pada subjek baik di premis mayor maupun
minor.
Rumus: a = b
a = c
b = c
contoh : semua
mahasiswa Ushuluddin belajar teologi
semua mahasiswa Ushuluddin pasti belajar Tafsir
jadi, sebagian yang belajar teologi belajar Tafsir
4. Silogisme
Pre-Sub: yaitu terminus medius terletak pada predikat dalam premis mayor dan
subjek pada premis minor.
Rumus: a = b
b = c
a = c
contoh : semua
mahasiswa Ushuluddin kuliah filsafat umum
semua yang kuliah filsafat umum berpikir rasional
sebagian mahasiswa Ushuluddin berpikir rasional.
D. Macam-macam
Silogisme
Selain Silogisme
Kategoris, silogisme juga dibagi menjadi Polisilogisme,Silogisme Disjungtif,
dan Dilema.
1. Polisilogisme
Polisilogisme disebut
juga silogisme ganda, bahasa mantiqnya adalah lawahiqul qiyas.
Cara menyusun
polisilogisme adalah konklusi dijadikan premis mayor, selanjutnya disusun
premis minor dengan tetap memperhatikan susunan dan modus, sehingga
menghasilkan konklusi ke 2. Selanjutnya konklusi kedua ini dijadikan premis
mayor kedua, disusun premis minor ketiga, maka akan menghasilkan konklusi ke
tiga dan seterusnya hingga tak terbatas.
Contoh:
Semua mahasiswa
Ushuluddin A&F belajar logika
Semua yang belajar
logika berpikir rasional
Maka semua mahasiswa
Ushuluddin A&F berpikir rasional (barbara 1)
Semua yang berpikir
rasional bisa mengendalikan emosi dengan baik
Maka semua mahasiswa
Ushuluddin A&F bisa mengendalikan emosi dengan baik (barbara 2)
Semua yang
mengendalikan emosi dengan baik bersikap tenang
Maka semua mahasiswa
Ushuluddin A&F bersikap tenang. (barbara 3).
2. Silogisme
Disjungtif
Silogisme Disjungtif
disebut juga silogismr peng-atau-an. Premis mayornya merupakan proposisihipotik
disjungsi (Qodiyyah Syartiyyah Munfasilah) dan premis minornya
proposisi kategorik.
Contoh:
Dalam ujian, Navia bisa
lulus atau tidak lulus
Ternyata ia lulus
Jadi, ia bukan tidak
lulus
Silogisme Disjungtif
ada dua macam: sempit dan luas.
1. Jika
premis mayor disjungtifnya hanya berlawanan , maka disebut disjungtif sempit.
Cotoh:
Dalam ujian, Anang bisa
lulus atau tidak lulus
Ternyata ia lulus
Jadi, ia bukan tidak
lulus.
2. Jika
premis mayornya bukan disjungtif berlawananya luas, maka disebut disjungsi
luas. Contoh:
Qamari di ma’had atau
di mall
Ternyata tidak di mall
Jadi, ia di ma’had
Baik disjungtif sempit
maupun luas mempunyai dua tipe:
a. Premis
minornya mengingkari salah satu alternatif selanjutnya, konklusinya mengakui
alternatif yang lainya. contoh:
Ia berada diluar atau
di dalam
Ternyata ia tidak
berada didalam
Jadi ia berada diluar
b. Premis
minor mengakui salah satu alternatif. Selanjutnya, konklusinya mengingkari
alternatif yang lain. Contoh:
Budi di kampus atau di
mall
Ternyata ia di mall
Jadi ia tidak di
kampus.
3. Dilema
Dilema adalah suatu
silogisme yang terdiri atas dua pilihan yang serba salah. Dilema selalu ada dua
proposisi hipotesis sebagai premis mayor.
Misal: jika siswa absen
ketika harus belajar dikelas itu berarti ia lalai, dan jika ia masuk kelas dan
ia tertidur, itupun berarti ia lalai. Siswa itu absen ataupun tertidur. Jadi,
siswa itu lalai.
E. Silogisme
Tidak Standar
Silogisme tidak standar
disebut juga silogisme tidak beraturan yaitu tidak mengikuti hukum-hukum
silogisme.
1. Entimema
adalah suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulan
saja atau kaeduanya tetapi ada satu premis yang tidak dinyatakan.
2.
Ephikheirema adalah suatu bentuk silogisme yang salah satu atau kedua
premisnya disretai dengan alasan, itu sebenarnya merupakan kesimpulan dari
silogisme itu sendiri.
3. Sorites
adalah suatu bentuk silogisme yang premisnya berkait-kaitan lebih dari dua
proposisi, sehingga kesimpulanya berbentuk hubungan antara salah satu term
proposisi pertama dengan salah satu ter m proposisi terahir yang keduanya bukan
term pemabanding.
4. Polisilogisme
adalah suatu bentuk penyimpulan berupa perkaiatan silogisme, sehingga
kesimpulan silogisme sebelumnya selalu menjadi premis pada silogisme
berikutnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Silogisme adalah proses
menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar penyimpulan, satu menjadi
kesimpulan. Silogisme disebut juga dengan Qiyas, merupakan penalaran tidak
langsung. Artinya tidak hanya menggunkana satu unit proposisi sebagai premis
untuk selanjutnya disimpulkan konklusinya sebagai proposisi baru.
Unsur-unsur dari
silogisme adalah adanya tiga macam proposisi, tiga macam term (term mayor, term
minor, dan term-antara). Term mayor berada pada premis mayor, term minor
berada pada premis minor, dan term antara tidak disebut dalam konklusi.
Macam-macam silogisme
adalah silogisme kategoris, polisilogisme, silogisme disjungtif, dan dilema.
Adapun silogisme yang tidak mengikuti hukum-hukum tersebut disebut silogisme
tidak standar. Yaitu Entimema, Ephikheirema, Sorites, dan Polisilogisme.
Drs. Surajiyo,
Ilmu Filsafat,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h 45.
Drs. Danusiri M.
AG, Logika dalam Naungan Al-Qur’an dan As-Sunnah,( Semarang: CV
Karya Abadi Jaya), h 148.z
Drs. H.
Mundiriri, Logika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2012), h 99.
Ibid., h 149-150
Drs. Surajiyo,
Ilmu Filsafat,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h 45
Drs. Danusiri M. AG, Logika dalam
Naungan Al-Qur’an dan As-Sunnah,( Semarang: CV Karya Abadi Jaya), h
151-155.
Ibid., h
158-159
Ibid., h 159-160
Drs. Surajiyo,
Ilmu Filsafat,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h 48
Post a Comment for "PENGERTIAN SILOGISME MATEMATIKA"